Mengapa harus bersiap diri...

Who move my cheese, buku ini membekas jadi pola pikir di otak saya. Bahwa "prepare" adalah sikap yang tidak boleh di abaikan. bersiap-siap untuk kehilangan, bersiap untuk meninggalkan atau ditinggalkan. Meninggalkan atau ditinggalkan akan melalui proses yang mungkin mudah atau susah. berusaha siap untuk kondisi apapun. Modalnya cuma diri. Ini yang memperkuat saya untuk sebisa mungkin TIDAK bergantung pada sesuatu, saya harus menjadikan diri saya sebagai manusia yang mandiri. Sayalah yang memutuskan
Mahluk sosial pasti membutuhkan orang lain, saya hanya berusaha ada dalam kapasitas sebagai manusia yang harus bisa bekerjasama, selebihnya saya memutuskan harus mandiri dan kampiun.
Berada diketiak seseorang tidak menarik buat saya, menjadi tenar pun tidak menarik, apalagi keren. Karena kalau tenar dan keren saya pasti sudah memilih menjadi artis, public figure. Saya hanyalah sedang "bersiap diri", itu saja tidak lebih, agar saya bermanfaat…minimal untuk orang-orang terdekat.
Ini adalah pemikiran saya yang muncul beberapa hari terakhir, setelah pembicaraan saya, Agus, dan Pak Jafar [20 Oktober 2016], terimakasih pak, saat saya sudah merasa akan terjebak dalam situasi comfort zone...saya berterimakasih atas keputusan yang akhirnya Bapak siapkan. meskipun itu masih kemungkinan...pembicaraan kita telah membangkitkan semangat baru dalam diri saya. Do The Best..Gain Success with passion tentu saja dengan proses yang dihadapi dengan sabar. Soon akan menjadi bagian dari sejarah cerita hidup saya.


Comments

Popular posts from this blog

Akan ke mana?

Telkom University Awarding 3rd Anniversary.